Asal Mula
Pada awalnya sebelum efek overdrive, fuzz, distorsi, atau
booster tercipta, gitaris jaman dahulu mengandalkan ampli yang diputar hingga
maksimal hingga mengakibatkan suara distorsi. Kita juga bisa mencobanya pada
ampli tabung Anda. Namun tentu tidak setiap saat kita bisa menggunakan cara
tersebut, terlebih lagi selalu memutar ampli dengan volume maksimum akan
mengurangi umur pakai ampli dan speakernya.
Baru belakangan dibuatlah ampli dengan master volume, yang
memungkinkan suara distorsi pada level volume yang lebih rendah. Dahulu knob
amplifier hanya terdiri dari gain, bass, mid, dan treble saja.
Lalu kemudian dibuatlah berbagai macam efek untuk membantu
“mendorong” ampli hingga distorsi dapat tercipta pada level sebesar apapun.
Efek distorsi juga disebut ‘gain-based’ karena merubah level serta gain pada
sound gitar kita.
Sebenarnya booster ini tidak bisa dibilang sebagai efek
distorsi, cuma karena sama-sama menambah gain maka ikut dimasukan saja di
artikel ini. Berbeda dengan efek lain di artikel ini, booster sama sekali tidak
mengubah karakter gitar kita. Fungsi booster adalah untuk menaikkan level atau
volume gitar kita tanpa mengubahnya menjadi overdrive, distorsi, atau fuzz.
Namun penempatan booster juga mempengaruhi output suara yang dihasilkan
nantinya. Tapi hal tersebut akan kita bahas di artikel yang berbeda ya hehehe.Contoh efek booster adalah Xotic EP Booster dan MXR Booster Mini.
Overdrive
Efek ini tidak memiliki banyak gain, dan menghasilkan sound
yang lebih kalem dibanding distorsi atau fuzz. Efek overdrive meniru suara
amplifier tabung dengan gain maksimum, namun dengan volume yang bisa diatur
tentunya. Overdrive juga tidak terlalu mengubah sound gitar kita dari aslinya.
Overdrive juga cukup responsif terhadap permainan gitar kita. Kita bermain
pelan, maka soundnya tidak akan terlalu kasar. Kita bermain lebih keras, maka
intensitas overdrivenya akan semakin terasa. Contoh suara gitar ber-overdrive adalah
sound gitar Stevie Ray Vaughan di lagu Pride And Joy. Contoh efek distorsi
adalah Ibanez Tubescreamer dan Boss SD1.
Distorsi
Berbeda dengan overdrive, distorsi mengubah karakter gitar
Anda dan sedikit ‘merusaknya’. Distorsi bersuara lebih kasar dan gain yang
lebih banyak. Distorsi juga tidak terlalu responsif terhadap permainan kita,
tidak ada perbedaan terlalu besar antara kita bermain pelan atau keras. Karena
distorsi memang dibuat untuk sound yang lebih agresif. Contoh suara gitar
distorsi adalah suara gitar ritem Kurt Cobain di lagu Smells Like Teen Spirit
atau Heart Shaped Box. Contoh efek
distorsi adalah Boss DS 1 dan DOD Gunslinger.
Fuzz
Efek ini bersuara paling kasar dari antara ketiga efek
lainnya. Pada distorsi kita mungkin masih bisa mendengar sedikit suara asli
gitar kita, namun fuzz benar-benar mengubah suara gitar kita menjadi lebih ‘pecah’. Gain yang dimiliki oleh fuzz juga paling
besar diantara ketiga efek tersebut. Contoh suara gitar fuzz adalah lagu
Smashing Pumpkins yang berjudul Cherub Rock atau lagu Blue Orchid dari White
Stripes. Efek fuzz yang terkenal antara lain Electro Harmonix Russian Big Muff
atau Jim Dunlop Fuzz Face.
Dengan berbagai penjelasan perbedaan diatas, semoga dapat
membantu Anda dalam memilih efek yang tepat. Selamat mencoba berbagai efek
booster, overdrive, distorsi dan fuzz yang tepat untuk sound Anda.
Demikanlah artikel tentang berbagai efek distorsi dan pengaruhnya pada sound gitar Anda. Nantikan artikel menarik lainnya hanya di Guitarsquartz.
Demikanlah artikel tentang berbagai efek distorsi dan pengaruhnya pada sound gitar Anda. Nantikan artikel menarik lainnya hanya di Guitarsquartz.